Direktur Keuangan BNI Ario Bimo menjelaskan penyaluran kredit ini didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 5,9% sehingga net interest income (NII) membaik.
"Pertumbuhan kredit BNI didorong oleh pembiayaan di segmen korporasi sebesar Rp 291,7 triliun tumbuh 18,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," kata Ario dalam keterangan resmi, Rabu (23/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk dana pihak ketiga (DPK) tercatat Rp 581 triliun tumbuh 5,9%. Dengan komposisi current account savings account (CASA) mencapai 64,3% dari total DPK. Jumlah rekening individu menjadi 46,5 juta dengan gen branchless banking 111.836 pada akhir 2018 menjadi 130.803 Agen46 pada kuartal III 2019.
Baca juga: Daftar Lengkap Utang RI ke China |
Sedangkan untuk pendapatan bunga bersih tercatat Rp 26,9 triliun pada kuartal III 2019. Fee based income tercatat Rp 8,1 triliun tumbuh 13%.
"Dengan dukungan pertumbuhan NII dan FBI, BNI mampu mencatatkan laba bersih Rp 12 triliun atau tumbuh 4,7% dibandingkan periode yang sama tahun 2018," jelas dia.
Kenaikan fee based income BNI ini didorong oleh kontribusi fee dari segmen business banking, antara lain fee dari trade finance yang tumbuh 9,4% dan fee sindikasi yang tumbuh 81,6%.
Sumber fee dari bisnis konsumer antara lain berasal dari pengelolaan kartu debit yang tumbuh 57,5% dan fee transaksi melalui ATM yang tumbuh 16,5%.
Ario menjelaskan non performing loan (NPL) tercatat membaik menjadi 1,8% pada kuartal III 2019 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 2%.
"Credit cost juga menunjukkan perbaikan, yaitu turun dari 1,4% pada Kuartal III - 2018 menjadi 1,3% pada Kuartal III - 2019, sementara coverage ratio terus meningkat dari 152% di Kuartal III - 2018 menjadi 159% pada Kuartal III - 2019," ujar dia.
(eds/eds)